Aku adalah Dirimu, Dirimu adalah Aku .

Aku bersandar diantara letihnya tujuan, cita-cita tinggi untuk suatu pengharapan, angan-angan kehidupan yang selalu membayang, rontaan nafsu yang menggiring cinta kasih sayang, terjebak dalam buai mimpi . mimpi yang menjauhi aku dari Tuhanku.  Waktu terus memburu, sedang aku masih saja berjalan, seolah aku mampu menahan waktu dan menganggap dia takkan pernah mendahuluiku. Kini aku telah beranjak dewasa, dan duduk di bangku perkuliahan.
 Dulu saat aku masih duduk dibangku SD, aku bertanya pd diriku sendiri “kpn kiranya aku bisa berpakaian putih biru, rasanya seperti terlihat org dewasa, dan tidak lg dianggap anak kecil”, dan saat itu waktuku membawaku pada masa SMP, dan aku bertanya kembali “kapan kiranya aku bisa duduk di SMA ?, menggunakan seragam putih abu-abu,dengan celana yg panjang, makin menunjukkan kedewasaanku, dan aku ingin merasakan indahnya masa SMA dgn cinta kasih seperti apa kata orang-orang terdahulu.”.

Dan waktuku pun membawaku pada masa SMA, dan aku pun bertanya kembali pada diriku sendiri, “kpn kiranya aku dapat menjadi mahasiswa?, dengan badan yg tegap, perawakan yang makin dewasa, merasa angkuh terhadap anak smp maupun sma, menambah kepercayaan diri, karena merasa telah dewasa”.  Sedangkan saat kematian tidak pernah terlintas difikiranku dan aku tanyakan.
Kini aku telah berada pada masa itu, aku tinggalkan rumahku, untuk sekedar mengejar cita-citaku, untuk penghidupan yg layak di masa depanku, mendapatkan kerja yang mengangkat harga diriku dan keluargaku, begitulah paradigma yang membentuk setiap manusia kini.
Aku menetap di suatu tempat kost`an yang menurutku kecil dan sempit, dan aku sering mengeluh akan hal itu. Padahal didalamnya tidak begitu suram, krn aku masih memiliki laptop, tv, handphone yg canggih, namun aku masih saja selalu mengeluhkan hal itu dan membuatku jenuh .
 Aku mengikuti berbagai organisasi di kampusku , suatu ketika ibuku bertanya “kpn kau pulang nak?,”,,dan aku hanya menjawab “tidak tau bu,,mgkin minggu depan atau mungkin jg bulan ini aku tidak pulang”. Aku menghabiskan banyak waktuku di kampus, entah apa tujuan suciku, alibi jujur  yg membayangiku hanyalah untuk eksistensi, keangkuhan, mudahnya link, dan di”sayang” dosen.
Aku memiliki teman-teman dekatku, yang selalu bersamaku, menemani aku, bercerita denganku,dan sangat dekat denganku , hingga terkadang aku mengabaikan ajakan teman lainku yg ikhlas membawaku untuk kebaikan dan aku lebih memilih bersama teman-teman dekatku, karena aku merasa menemukan kebahagiaan disana. Dan selalu beralasan kepadanya “aku belum siap untuk kebaikan”, dan dia pun menjawab “trus mw kapan siapnya,. sementara kematian slalu mendekat” . dan aku pun mengelaknya, dgn menjawab “ tp kan semuanya butuh proses” .
Aku sama seperti yg lainya, merasakan jatuh cinta , cinta terhadap lawan jenis, menyayangi dirinya, mengagumi dirinya dan memuji dirinya melebihi kepada Tuhanku, terus membayangi dirinya mengingat dirinya, aku dibuat gila olehnya, padahal dia tidak pernah menyayangi aku, skalipun memikirkanku. Hingga aku mengabaikan perasaan yang tulus untuk mencintai aku, aku tidak pernah menganggapnya ada, sedangkan lawan jenis yg baik ini selalu menganggapku ada . begitu tulus hatinya .
aku terbuai hatiku, padahal hati bisa saja terselip setan, dan seolah-olah hanya wanita itu di dunia ini.
Orangtuaku selalu menanyakan kabarku, sedang aku hanya menanyakan kabarnya disaat aku membutuhkannya, aku lebih suka menanyakan kabar lawan jenis yg tidak mencintaiku. Aku sering gusar dan tidak terkontrol emosiku kepada orang tuaku, aku lebih senang menjaga perasaan lawan jenisku daripada perasaan orangtuaku, bahkan saat dia meninggalkan aku, airmataku selalu menangis untuknya dan masih saja mengharapkan bisa kembali dengannya.


Ternyata waktu tidak bisa aku redamkan , Demi Allah, Tuhanku memiliki kuasa dan rahasia atas segala sesuatu, kematian tidak bisa aku elak`kan , dia pasti dan selalu datang dengan tiba-tiba. Bukankah org yg mati saat tertimpa gempa, terseret banjir saat tertidur, pembunuhan perampokan, kecelakaan lalulintas mereka tidak pernah terlintas sedikit pun bahwa saat itu mereka akan mati. Begitupun yang terjadi padaku. Dengan berbagai alasan Allah memanggil diriku. Tiba-tiba Malaikat maut datang kepadaku, dengan wajah yg penuh amarah . lidahku keluh, mataku berbayang melihat keluargaku disisiku, air mata mengalir di pipi manisnya , aku tidak melihat sdikit pun teman-teman yg dulu slalu bersamaku, lawan jenis yg aku sayangi,  yg ada hanyalah keluargaku dan org yg tulus mencintaiku. Ingin aku memeluknya untuk yg terakhir kalinya namun badanku telah kaku dan gemetar, ingin aku menangis untuknya, namun tatapan mata malaikat begitu tajam untukku , , , badanku gemetar, aku sungguh takut . mengingat banyak dosa yang telah aku lakukan, aku menyia-nyiakan waktuku , aku takut akan apa yang terjadi nanti , benar apa yg dikatakan Nabiku Muhammad SAW, saat kematian tiba kamu baru merasakan bahwa hidupmu seolah-olah baru tadi pagi, sungguh singkatnya . .
Hanya suara lembut kedua orangtuaku yg tak henti-hentinya mengucapkan syahadat untukku sambil tak habis berderai airmatanya . .
Tuhan.. sakit sekali rasanya sakarotul maut ini, sungguh mulia Nabiku Muhammad SAW yg ingin menggantikan rasa sakit kematian ini untuk ditimpakan saja kepadanya . . hatiku gundah, ketakutan menggelumuri jiwaku, ini terakhirku untuk melihat kedua orangtuaku , aku akan melihatnya untuk yg terakhir , , saat aku mulai perlahan membuka mataku untuk menatapnya namun malaikat maut telah lebih dulu menjemputku,, mataku lemah menutup terkulai layu  . badanku kaku tak berdaya. Aku terdiam membisu, terpaku menanti alam kuburku, akankah kebahagiaan atau azab dari Tuhanku, dimandikanya aku dan disholatkanya . Suara takbir mengiringi langkahku menuju tempat terakhirku ., ditutupnya aku dengan tanah . dan perlahan rombongan pengantarku pergi meninggalkanku begitupun orangtuaku.
Kini aku sendiri dengan para malaikat yang bertanya dengan tegasnya, pertanyaan yang hanya bisa aku jawab melalui cerminan perbuatan baikku di dunia.  dlm ruang gelap, penuh dengan belatung, serangga tanah menggerogoti jasadku, terhimpit oleh desakan tanah yang membeku, sungguh aku menyesal tidak bersyukur saat aku di kost`an. Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan .
kini tidak ada lagi tangan ibuku untuk kukecup saat aku pulang, tidak ada lagi suara lembut ibuku yang memanggilku dengan tulus meskipun aku selalu marah padanya, tidak pernah ia mengeluh atas kekuranganku, selalu menanti kehadiranku, tidak pernah berharap dibalas ketulusanya dgn hartaku hanya sikap baikku yang dibutuhkanya,  harapan untuk membahagiaknya nanti dengan hartaku telah pupus, padahal mereka tidak pernah mengharapkan itu . Tidak ada lagi suara Ayah yang selalu menyemangatiku dlm keputus-asaanku, tidak ada lagi kulihat tawa senyum di wajah mereka,  aku terlalu sibuk dengan duniaku, ketimbang meluangkan waktu untuk bersamanya saat aku masih di dunia .Cita-cita, angan-angan, dan harapan kini telah putus dan terkubur bersama tanah keji jasadku.
Kini  dimana teman-temanku yang dulu selalu bersamaku , kini temanku hanya belatung-belatung yang memakan jasadku dan tatapan tajam penuh amarah malaikat, serta siksaan adzab kubur yang kurasakan, dimana temanku ? . . mungkin mereka kini sedang tertawa, dan tidak pernah lagi memikirkan aku , aku malu terhadap teman yang mengajakku kepada kebaikan,.karena hanya kebaikan darinya yg meringankkan siksaku ini, dan mungkin kebaikan dan ketulusan darinya saat ini masih mendoakkanku , ternyata untuk kebaikan tidak butuh proses .
Kini dimana lawan jenis yang selalu aku puja ? , mungkin saat ini dia telah bercumbu bersama dengan kekasih barunya . . hanya lawanjenis yg aku tidak pernah menganggapnya ada yang kini masih mendoakkanku untuk kebahagiaan akhiratku, karena ketulusan cinta dan kebaikan hatinya yg menjaga aku dihatinya, sungguh aku menyesal . .
Semuanya tidak berarti . . aku tidak membawa bekal apa-apa untuk kehidupan yang sebenarnya, aku terlena oleh kesenangan dunia yang sesaat . dan semuanya telah terlambat . .

Dalam Surat al munafiqun ayat  11 Allah telah berfirman yang artinya “Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktu kematianya. “
Tidak diragukan lagi kita akan mati, tidak peduli sesaat apaapun kita sekarang dan sesehat apapun kita sekarang, oleh karenanya kita tidak perlu takut akan mati, namun takutlah akan apa yang akan terjadi setelah mati.
Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda “ Sesungguhnya kubur adalah permulaan dari tempat-tempat akhirat,  kalau pemiliknya selamat darinya maka apa yang akan sesudahnya itu lebih mudah baginya, kalau pemiliknya tidak selamat darinya, maka apa yang ada sesudahnya adalah lebih berat lagi“
Manusia menempati badanya hanya sementara, sebab dunia ini pun hanya sementara . Bahkan Menurut berbagai penelitian hadits, kiamat dunia ini sudah tinggal sebentar lagi, dan pada dasarnya setiap jiwa akan merasakan kematian, namun pertanyaanya adalah kapan, bagaimana dan dimana kita mengalaminya.

Untuk itulah mari kita bersama-sama menyempurnakan niat dan keikhlasankan kita, menyempurnakan jasmani dalam kebersihan kita, menyempurnakan aqidah dalam keimanan kita , menyayangi kedua orangtua kita, menghargai orang-orang yang telah menyayangi kita, dan juga sempurnakan hidup dalam kebenaran yang kita jalani. Tidak ada kata belum siap , karena kesiapan kita cendrung menunda kebaikan dan mempercepat azab kubur .
Allahumma Aminn . .


Ardo Septian

Komentar

Postingan Populer