Jakarta, Gado-gado atau Tuhanku ?


Gemerlapnya kota Jakarta
Jakarta, Jakarta adalah kota kecil persinggahan untuk pencarian oksigen duniawi dari para kota-kota besar . Menarik nafas tanpa pernah memikirkan bagaimana caranya untuk menghembuskanya kembali. Mengandalkan keringat untuk meneduhi sisa-sisa belas kasihan dari orang-orang yang terlambat bijaksana . Menimbun harta sebagai pertunjukkan sandiwara yang akan dibawa untuk orang tua yang ada di singahsana kelahiran, entah dari jalan yang halal maupun yang haram, semuanya tersamarkan , karena niat telah berlebur bersama tujuan. Tujuan untuk menjadi kaya , hidup bergelimangan harta, memiliki pendamping setia yang sempurna serta niat untuk bahagia dunia akhirat . aku kadang bertanya pada diriku sendiri bagaimana kau bisa untuk mewujudkan niat bahagia dunia dan akhirat, yaitu  kata-kata yang sering terlempar dari bibir dengan hati yang mengeluh akan kebaikan Tuhan, sedangkan dirimu mengambil jalan untuk mewujudkan niat tersebut dengan jalan yang tidak direstui Tuhanmu, memang kita akan mendapat tujuan yang sama, namun bukankah Tuhan kita lebih menyukai proses daripada tujuan itu sendiri .
Jakarta, kepingan kota yang menjadi pusat perhatian, perhatian untuk sebuah kata manis yaitu kebaikan, dimana kini aku tidak dapat membedakan lagi mana yang benar-benar baik dan mana yang benar-benar salah. Semuanya bagaikan fatarmorgana, yang kau sangka baik namun itu buruk ataupun sebaliknya . Dunia pemberita`an kini yang hanya mementingkan pencapaian rating tertinggi untuk mendapatkan laba yang maksimal, hingga mungkin rela menerima suapan “makanan” layaknya anak kecil, untuk berimajinasi dalam sebuah informasi . Ironi memang, namun itulah yang aku tau dari kota ini . Banyak juga dari mereka mengaku muslim namun menggunakan cara-cara yahudi bermaksudkan untuk menegakkan agama ALLAH, ALLAH yang mana ?, mungkin Tuhanku dan Tuhanmu kini berbeda, karena ALLAH yang aku ketahui penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang, bukan dengan kekerasan .
Tidak ada lagi tempat untuk tumbuhan di kota ini , yang ada hanyalah gedung-gedung pencakar langit, dengan tujuan sebagai akses untuk pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan. Mungkin ada baiknya juga bila ini tidak berdampak pada menurunya kemiskinan hati. Lihatlah kegilaan akan kekuasaan menjadi mahkota dalam hidup mereka, mereka yang tidak pernah mengenal akhirat. Berharap dapat berkuasa seumur hidup meskipun para “penentu kebijakan” tidak mengharapkanya. Berharap dapat muda kembali hingga memutuskan regenerasi, hingga kita melihat seakan-akan tidak ada lagi penerus kebaikan. Aku tidak bisa lagi menghirup udara segar, yang ada hanyalah udara “sampah” dari mereka yang membuang kebaikanya demi sebuah tujuan singkat.

Gado-gado khas Jakarta

Namun dari semua kebaikan yang ada pada kota jakartaku ada hal yang aku sukai. Tapi sebelumnya , mungkin kau akan bertanya mengapa aku menyebutnya sebuah kebaikan ? . aku membebaskan pandangan kalian dalam memahaminya , aku hanya mencoba melihatnya dari sisi yang berbeda . karena semua ketidakbaikan yang ada dalam hidup ini merupakan ladang bagi kita untuk menjadikanya sebuah kebaikan. Dan aku berharap mengatakan ketidakbaikan dengan kata kebaikan “memancing” Tuhanku untuk mempercepat sebuah kebaikan, karena Tuhanku menyukai kata-kata positif.
Hal yang aku sukai adalah makanan khas dari Kota ini, yaitu gado-gado . gado-gado berasal dari kota Jakarta . mungkin lebih dikenal dari budaya betawi . merupakan jenis makanan yang memiliki manfaat baik bagi tubuh, karena terdiri dari sayuran-sayuran yang bergizi tinggi. Ada juga yang mengatakan gado-gado adalah karedok, karedok yaa gado-gado . tapi bagiku antara gado-gado dan karedok memiliki perbedaan, jika pada karedok menggunakan sayuran-sayuran mentah, tapi pada gado-gado sayuran direbus terlebih dahulu .
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat seporsi gado-gado yang lezat ada sayuran kangkung, kentang, jagung, pare, labu, mentimun, tahu, lontong ataupun ketupat (sesuai selera masing-masing), bumbu kacang, serta bawang goreng , dan tidak lupa juga dilengkapi dengan kerupuk merah . Dan gado-gado pun siap dihidangkan, sekarang tinggal kita mencicipi untuk menikmatinya, saat pertama masuk ke dalam mulut kita, kita sudah dihadapkan pada kegurihan bumbu kacangnya serta sayuran segarnya dan ditambah lagi kriuk-kriuk bawang goreng yang menari-nari di dalam lidah kita. Bila gado-gado dirasa terlalu pedas, kita dapat menambahkan sendiri kecap manis agar rasanya menjadi lebih nikmat, dan rasa pedas pun hilang perlahan-lahan. Gado-gado memang makanan favoritku, tidak kalah dengan makanan-makanan resto luar negeri. Pokoknya mantaps . .
Lalu kini pertanyaannya adalah apakah sama dengan apa yang ada difikiran kalian tentang Jakarta dengan gado-gado seperti yang saya sampaikan ?, mungkin ada dari sebagian yang sependapat dengan apa yang saya sampaikan, tapi mungkin banyak pula yang merasa ketidakbenaran dalam cerminan Jakarta, bila memang seperti itu kenyataanya saya minta maaf, karena hanya seperti itu pemahaman saya dalam mengenal kota Jakarta ini . Mungkin ada juga diantara kalian yang tidak mengetahui apa itu gado-gado. Sehingga pada saat saya menyampaikan tentang gado-gado anda hanya bisa terdiam mengikuti alur cerita, tanpa bisa membayangkan dan menikmatinya, berbeda dengan mereka yang jauh telah mengetahui gado-gado, mereka mungkin secara tidak langsung berkomentar dalam hati saat saya menjelaskan bahan-bahan pembuat gado-gado, atau mungkin ada juga yang secara tidak sadar berimajinasi dalam dimensi khayalan mereka tentang gado-gado dan begitu menikmatinya . Ini reallita yang ada . Karena pernah saya bertanya pada seorang teman yang berada dari luar daerah saat saya mengajaknya untuk makan gado-gado dia hanya mengangguk, lalu saya bertanya “tau gado-gado kan?”, “iya saya tau, itu makanan khas Jakarta kan . ?”, jawabnya. Lalu saya pun bertanya kembali “memang seperti apa gado-gado?” . “mmm . . apa yaa , saya cuma tau nama`nya tapi ga tau isinya dsb, belum pernah makan soalnya, hhe . .” balasnya. Ternyata dia hanya sebatas tau saja nama`nya, hingga saat kita makan bersama dia baru bisa mendalami apa itu gado-gado dan mulai menikmatinya. Dan mungkin kini gado-gado telah menjadi makanan favoritnya.

Allah in my heart

Jikalau saja dalam pengetahuan dan pemahaman kita dalam mengenal Jakarta dan gado-gado membuat kita memiliki perbedaan dalam pola pikir , cara pandang , dan karakter pola kehidupan kita sehari-hari yang dapat membuat kita menjadikan gado-gado sebagai makanan favorit karena kenikmatannya atau karena kebanggaan terhadap kota asal yang menjadikan timbulnya paham etnosentrisme. Lalu apakah sama pula antara orang-orang yang mengenal ALLAH dengan orang-orang yang tidak mengenal ALLAH .  Sebagaimana ALLAH SWT telah berfirman dalam surat :



“…..Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat?, atau samakah gelap gulita dan terang benderang?……"(QS. Ar-Ra`d [13]:16)

"Dan tidaklah sama orang Yang Buta (al-a'maa) dengan orang yang melihat (al-Basiir). dan tidak sama gelap gulita (azh-Zhulumaat) dengan Cahaya (an-Nur). dan tidak sama Yang Teduh (azh-Zhill) dengan YangPanas(al-Haruur).(QS.Fatir[35]:19-21)

Deskripsi mengenai Jakarta dan gado-gado merupakan  perumpama`an orang yang mengenal sesuatu yang kita analogikan dengan mereka yang mengenal Tuhannya. Setiap pengetahuan yang kita miliki sesuatu akan membedakan seseorang dalam mendeskripsikanya. Layaknya sebuah Kota Jakarta. Mereka yang mengenal ALLAH akan mengetahui bagimana “keadaan” Tuhanya, “Siapa” Tuhanya, “Dimana” ia berada.
 Dia mengetahui “keadaan” Tuhanya yang maha Esa , hanya satu, tidak beranak dan tidak pula di beranakan, mampu mengurus segala sesuatunya sendiri, menciptakan segala sesuatunya tiada yang sia-sia, tiadalah segala sesuatu yang pantas untuk menandinginya.
Dia mengetahui “Siapa” Tuhanya, dia mengetahui sifat-sifat yang ada pada diri-Nya, bukan hanya sekedar mengetahuinya saja, namun bagaimana dia meresapi, merasakan , menghayati serta mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat”. (QS. Asy-Syura[42]: 11)

Dia mengetahui “dimana” tuhanya, dia mengetahui “keberadaan” Tuhanya, dia mengetahui bahwa Tuhanya Maha dekat, sehingga Maha Mengetahui segala perilaku kita, tidak ada yang tersembunyi, dialah ALLAH yang Maha Mengetahui yang terlihat dan yang tersembunyi(hati). ALLAH SWT berfirman dalam Al-qur`an :

Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran. (Al Baqarah 186)

Dan kepunyaan ALLAH-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah ALLAH, Sesungguhnya ALLAH Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah 115)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Al Qaaf 16)

Apabila dirinya telah mengenal kota Jakarta, dia akan mulai membanggakanya, menjadikan tempat atas kerinduan hatinya untuk pulang ke rumah, bahkan tak jarang menumbuhkan sifat etnosentrisme yang negative, menganggap kota lain buruk dan tidak akan meninggalkan kota yang dicintainya, begitupun juga dengan makrifatullah, orang yang mengenal ALLAH , dia menjadikan ALLAH sebagai tujuan hidupnya, menjadikan Ia ada di dalam hatinya, menjadikan Ia sebagai tempat atas “curahan hatinya”, dan akan menjadi baik bila cinta telah sepenuhnya milik ALLAH semata, hingga Ia takkan pernah menyekutukan ALLAH atas apapun . Subhanallah, semoga ALLAH menjadikan kita masuk kedalam golongan manusia seperti ini . Allahumma amin . .
Layaknya pula makanan gado-gado, orang yang mengenal ALLAH akan memahami “Apa” itu ALLAH,  apa saja “bahan-bahan” agar kita dapat di cintai dan mencintai ALLAH, serta dapat “merasakan” dan “menikmati” kecinta`an dalam beribadah kepada-Nya. Apabila ia diberikan musibah, maka ia akan meraciknya dengan menambahkan “bumbu-bumbu” kesabaran, agar musibah itu dapat membawa`nya kepada kebaikan, dan apabila ia diberikan suatu nikmat “enak”nya suatu rezeki , maka ia tidak akan lupa untuk bersyukur, hingga ALLAH menambahkan rezekinya.  Lain halnya seperti teman saya yang hanya mengenal gado-gado hanya dari namanya, ia tidak dapat mengetahui “bahan-bahanya”, serta tidak pula ia dapat merasakan kenikmatan dalam gado-gado tersebut. Maha Suci ALLAH yang menggenggam langit dan bumi, dan diantara keduanya, Maha Suci ALLAH yang menciptakan sesuatu tiada yang sia-sia, Maha Suci ALLAH yang Maha Menatap, Mendengar dan Mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi dan Maha Suci ALLAH yang Maha Pengasih , Penyayang, serta Memaafkan.

Sekarang pertaanyanya adalah Apakah kita telah mengenal Jakarta, Gado-gado, atau ALLAH ? . Dan apakah kita sekarang sedang disibukkan dalam mendalami Ilmu Pengetahuan semata, sibuk mengenal dan memahami Lawan Jenis, ataukah kita sibuk “mencari” ALLAH ? .

Jawabanya hanya ada dalam hati kita masing-masing, jika kita telah mengenal ALLAH maka bersyukurlah, namun bila kita belum sempurna untuk mengenalnya seperti halnya saya, maka mulailah untuk belajar mengenal yang menciptakan kita, memang tak mudah, namun jangan menjadi pengecut yang sulit untuk mengatakan mudah. Semoga ALLAH memberikan kemudahan bagi kita dalam belajar mengenal`Nya, mengampuni dosa-dosa kita dan membukakan hijab dengan-Nya, Hingga kita dapat bejalan bersama dengan-Nya, menikmati indahnya dalam kecinta`an suci kepa ALLAH SWT.
Allahumma aminn . .

Ardo Septian   05/02/2011 02.00

Komentar

Postingan Populer